Diklat Guru Implementasi Kurikulum 2013: Bukan Ceramah, Tapi Diskusi
Diklat Guru Implementasi Kurikulum 2013: Bukan Ceramah, Tapi Diskusi
PILKOM, - Pelatihan guru dalam persiapan implementasi Kurikulum 2013 akan
dilakukan dengan pendekatan yang berbeda.
Jika pelatihan guru
selama ini lebih banyak diisi oleh kegiatan narasumber seperti dalam bentuk ceramah
atau seminar, maka pada pelatihan yang akan dimulai bulan April mendatang,
cara seperti itu tidak diperbolehkan lagi.
Kepala BPSDM-PMP, Kemdikbud,
Syawal Gultom mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan model pelatihan guru
sebelum mengimplementasikan Kurikulum 2013.
Ia memastikan, model
pelatihan tersebut tidak akan lagi bernuansa ceramah, sebagaimana biasa terjadi
pada diklat-diklat guru yang biasa diselenggarakan oleh Kemdikbud sebelumnya.
“Sudah ada SOP
(standar operasional prosedur) diklatnya. Polanya tidak akan berbentuk ceramah,
tapi mengutamakan diskusi untuk bertukar pikiran,” kata Syawal, Kamis (28/2),
di Gedung Kemdikbud, Jakarta.
Pernyataan Syawal ini
sekaligus untuk meyakinkan publik bahwa pelatihan guru yang akan
diselenggarakan oleh Kemdikbud akan dapat mengubah paradigma dan cara berpikir
guru dalam menerapkan kurikulum baru.
Selama ini, publik
banyak tahu diklat-diklat yang diadakan oleh Kemdikbud terlalu didominasi ceramah-ceramah
para narasumber, sehingga disangsikan akan mampu mengubah cara berpikir guru
untuk mengikuti perubahan yang terjadi pada Kurikulum 2013.
“Saya akui, pelatihan guru yang berjalan selama ini banyak ceramahnya. Jadinya seperti seminar, bukan pelatihan,” ungkapnya.
Mantan Rektor
Universitas medan (Unimed) ini menjelaskan, setiap pelatihan di masing-masing
jenjang akan digelar selama 52 jam dalam lima hari. Selama kurun waktu
pelatihan itu, kata dia, jangan sampai dijalankan seperti pelatihan guru yang biasa
berjalan selama ini.
“Kalaupun ada ceramah,
itu hanya disisipkan di tengah-tengah diskusi. Karena, kami paham, para guru
tidak mungkin tidak membawa modal apa-apa saat mereka mengikuti diklat,”
ujarnya.
Syawal menambahkan,
alasan lain perubahan diklat dari model ceramah ke diskusi, adalah karena
Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan tematik integratif.
Salah satu ciri dari
pendekatan tersebut, lanjutnya, adalah guru harus bisa memancing peserta didik
untuk berpikir dan bernalar.
“Nah, kalau pelatihan
gurunya hanya ceramah, bisa-bisa (nantinya) proses belajar mengajar di kelas
juga hanya ceramah. Tidak ada perubahan untuk kembangkan pola pikir,”
tandasnya.
Jadwal Pelatihan
Terkait dengan jadwal
pelatihannya itu sendiri, Syawal menjelaskan, pada tahap awal, pelatihan
dimulai dengan penataran instruktur nasional yang sepenuhnya akan diisi oleh
para dosen dari kampus LPTK (lembaga pendidikan tenaga kependidikan).
Alasan dipilihnya dosen
untuk instruktur nasional, menurutnya, adalah karena berdasarkan kemampuannya,
sehingga pelatihan yang akan dimulai bulan April itu bisa berjalan lebih cepat.
Selanjutnya, adalah pelatihan
untuk jenjang guru inti, yang akan diisi oleh guru-guru berprestasi, baik
nasional maupun internasional. Pelatihan yang diperkirakan mulai Mei ini, akan
dipandu oleh para instruktur nasional yang telah menerima pelatihan sebelumnya.
Syawal mengatakan,
saat ini nama-nama calon guru inti sudah ada di tangan dinas kabupaten / kota
untuk diverifikasi, dan kemudian divalidasi kembali oleh Kemdikbud.